Selamat Datang di Catatan Harian Hermanto Deli El-Faraby..

Kedudukan Kitab Fadhilah Amal (2)


Apa benar kitab Fadhilah Amal itu mengandung banyak kesalahan-kesalahan, Cerita-cerita bohong yang sangat bertentangan dengan Akidah Islam, berisi Hadits-hadits Dhaif bahkan PALSU yang tidak ada landasannya sama sekali. Apa benar demikian??

Berikut contoh-contoh dari kesalahan2 yang terdapat dalam Kitab tsb, berdasarkan keterangan para ulama ahlus sunnah yang terlebih dahulu meneliti dan mengkritisi kitab ini. Karena sesungguhnya yang sangat pantas untuk menjelaskan mengenai kedudukannya adalah Para Ulama. Setelah itu, apakah kita akan menerima atau menolak, itu adalah hak kita masing-masing. Karena sesungguhnya, Kebenaran itu sudah jelas dan pasti. Sebagaimana Firman Allah, "Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". (Q.S. Al-Kahfi : 29).
Hadits-hadits
  • Dari Umar radhiyallahu ‘anhu berkata,
    لَمَّا أَذْنَبَ آدَمُ الذَّنْبَ الَّذِي أَذْنَبَهُ، رَفَعَ رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ: أَسْأَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ. فَقَالَ: تَبَارَكَ اسْمُكَ لَمَّا خَلَقْتَنِي رَفَعْتُ رَأْسِي إِلَى عَرْشِكَ فَإِذَا فِيْهِ مَكْتُوبٌ: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ، فَعَلِمْتُ أَنَّهُ لَيْسَ أَحَدٌ أَعْظَمَ عِنْدَكَ قَدْرًا عَمَّنْ جَعَلْتَ اسْمَهُ مَعَ اسْمِكَ. فَأَوْحَى اللهُ إِلَيْهِ: يَا آدَمُ إِنَّهُ آخِرُ النَّبِيِّيْنَ مِنْ ذُرِّيَّتِكَ وَلَوْ لاَ هُوَ مَا خَلَقْتُكَ“
    Ketika Adam berbuat dosa, dia menengadahkan kepalanya ke langit dan berkata, “Aku memohon kepadaMu dengan hak Muhammad agar Engkau mengampuniku. “Allah lantas mewahyukan kepadanya. Adam berkata, “Maha Tinggi namaMu, tatkala Engkau ciptakan aku, aku angkat kepala ke Arsy ternyata di sana tertulis. Maka mengertilah aku, tidak ada seorang pun yang lebih tinggi kedudukannya di sisiMu dibanding orang yang namanya Engkau sandingkan dengan namaNya. Allah lantas mewahyukan kepadanya, “Wahai Adam, dia adalah nabi terakhir dari keturunanmu. Andaikan bukan karena dia niscaya Aku tidak ciptakan kamu.”
    Penjelasan Hadits :
    Syaikh Muhammad Zakariya berkata, “Dikeluarkan oleh Thabrani dalam Mu’jam Shaghir, Al-Hakim, Abu Nua’im dan Baihaqi pada kitab Dala’il karya keduanya, dan Ibnu ‘Asakir dalam Ad-Dur Dalam Majma’ Zawaid, Al-Haitsami berkata, “Diriwayatkan oleh Thabrani dalam Mu’jam Ausath dan Shaghir, pada sanadnya terdapat rawi yang aku tidak kenal.” (Fadhail Dzikr haI.95­-96). Katanya,” Al-Qari dalam Al-­Maudhu‘ah Al-Kabirah berkata, “Hadits ini derajatnya Palsu.” (Fadhail Dzikr ha1.96). Imam Dzahabi rahimahullah dalam Talkhish Mustadrak 2/615 berkata, “Hadits ini Palsu.” Rincian kedudukan hadits ini bisa dilihat dalam kitab Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah dan kitab At-Tawassul mulai hal. 105 Kedua kitab tersebut karya imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani di mana beliau menghukumi hadits tersebut sebagai hadits palsu.
  • Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan berduka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya, “Aku melihat engkau bersedih, ada apa denganmu?” Jawabnya. “Wahai Rasulullah, tadi malam aku berada di rumah fulan, sepupuku. Dia menipu dirinya sendiri.” Kata Nabi “Apakah engkau talqin dia dengan lailahaillalloh?” Jawab Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu, “Aku telah lakukan itu wahai Rasulullah.” Tanya beliau. “Apakah dia mengucapkannya?” “Ya,” jawab Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu. Kata Nabi “Dia masuk surga.” Tanya Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu, “Wahai Rasulullah, apa manfaat kalimat ini bagi yang masih hidup?” Jawab beliau “Dia menghapus dosa-dosa mereka, dia menghapus dosa­-dosa mereka.”
    Penjelasan Hadits :
    Dikeluarkan oleh Dailami dalam Tarikh Hamdan, Rafi’i, Ibnu Najaar seperti termaktub dalam Muntakhab Kanzul Umal. Hanya saja Suyuthi meriwayatkannya dalam Dzail Lala’i dan membicarakan sanadnya. Katanya, “Semua sanadnya gelap, para rawinya dituduh berdusta.” Kata Syaikh, “Ada riwayat lain yang semakna dan marfu’ tetapi mereka menghukuminya palsu seperti dalam Lala’i.” (Fadhail Dzikr ha1.102-103).
  • Abdullah bin Abi Aufa dia berkata: Rasulullah bersabda: “Barangsiapa mengucapkan:
    لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ أَحَدًا صَمَدًا لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
    maka Allah akan menuliskan bagi 2.000.000 kebaikan.”
    Penjelasan Hadits :
    Hadits ini diterjemahkan pula makna tanpa menerjemahkan komentar yang mengatakan : “Diriwayatkan At-Thabrani demikian dalam At-Targhib dan Majma’ Az-Zawa`id. dalam sanad terdapat seorang rawi bernama Faid Abul Warqa ia ditinggalkan ahli hadits .”
  • Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Siapa yang menziarahiku maka wajib masuk surga."
    Penjelasan Hadits :
    Diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan Daruquthni. Nawawi berkata, “Dan berkata Ibnu Hajar rahimahullah dalam Manasik, “Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah rahimahullah dalam Shahihnya. Dishahihkan oleh sekelompok orang seperti Abdul Haq dan Taqiyuddin As-Subki. Al-Qari dalam Asy-Syifa’ berkata, “Dishahihkan oleh sekelompok ahli hadits.”
    Hadits ini Palsu, lihat Dha’if Jami’ karya Syaikh Al-Albani rahimahullah. Al-Hafizh Muhammad bin Abdil Hadi dalam Sharimul Munki fir Raddi ‘alas Subki hal.20 menilai hadits ini mungkar. Lalu menginformasikan bahwa Al-'Uqaili memasukkan hadist ini dalam Dhu’afa 4/170, Ibnu Adi dalam Al-Kamil, begitu juga Imam Baihaqi dalam Syu’abul Iman menilai hadits ini mungkar.
  • Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Siapa yang berhaji ke Baitullah namun tidak menziarahiku sungguh dia telah melecehkanku."
    Penjelasan hadits :
    Diriwayatkan lbnu Adi dalam AI-Kamil seperti dikatakan dalam Syifa’ul Asgam (Nama kitab, Syifa’us Saqam fi Ziyarati khairil Anam, karya As-Subki). Dalam Syarhu Lubab dikatakan, “Diriwayatkan oleh Ibnu Adi dengan sanad hasan. Pemilik kitab Ithaf membahas panjang lebar takhrijnya dan berkata, “As-­Suyuthi membantah Ibnul Jauzi karena memuat hadits ini dalam Maudhu’at, dan berkata, “Dia salah.” Al-Qari dalam Syarhu Syifa’ berkata, “Hadits ini diriwayatkan Ibnu Adi dengan sanad yang dapat dipakai hujjah.”
    Al-Hafizh Muhammad bin Abdil Hadi dalam Sharimul Munki fir Raddi ‘alas Subki ha187 berkata, “Hadits tersebut sangat mungkar, tidak ada asalnya, bahkan termasuk hadits yang dibuat-buat dan palsu. Hadits ini didustakan atas Imam Malik. Syaikh Abul Faraj Ibnul Jauzi telah benar dengan memuatnya dalam Maudhu’at.” Cacat hadits ini karena ada rawi Muhammad bin Muhammad bin An Nu’man, tertuduh berdusta dan memalsukan hadits dari kakeknya, An-Nu’man bin Syibl. Ibnu Hibban memuatnya dalam kitab Majruhin 3/73. Kata Al-Hafizh Ibnu Abdil Hadi pada ha1.89, “Shalih bin Ahmad bin Abi Muqatil, guru Ibnu Adi, dikenal dengan Al-Qiirathi tertuduh berdusta, memalsukan, dan mencuri hadits. Daruquthni berkata, “Dia matruk dan pendusta, kami menjumpainya tetapi kami tidak menulis darinya. Dia menceritakan hadits yang tidak dia dengar.” Ibnu Adi berkata, “Dia mencuri hadits-hadits, merafa’kan hadits mauquf, menyambung hadits mursal, keadaanya sangat jelas”. Ibnu Hibban berkata,”Kami mencatat darinya di Baghdad, dia itu mencuri hadits dan membolak-balik hadits. Mungkin dia telah membolak-balik lebih dari sepuluh ribu hadits” Lantas bagaimana mungkin sanad hadits ini hasan? Dan masih banyak lagi hadits-hadits semacam ini, belum lagi yang dha’if.”
  • Disebutkan dalam bab Fadhilah Shalat hal. 288 hadits yg berbunyi:
    “Shalat akan membuat mulut setan menjadi hitam dan akan mematahkan punggungnya.”
    Penjelasan Hadits :
    Dalam kitab Al-Jami’ush Shagir berbunyi demikian yang artinya: “Shalat itu menghitamkan wajah setan dan sedekah itu akan mematahkan punggungnya.” Hadits ini merupakan hadits yang sangat lemah. Karena dalam sanad terdapat seorang rawi bernama Abdullah bin Muhammad bin Wahb Al-Hafizh. Ad-Daruquthni berkata tentangnya: “Matruk ” Dan ada perawi lain bernama Zafir bin Sulaiman. Adz-Dzahabi berkata tentang dia: “Lemah sekali” Dan hadits ini sangat dilemahkan oleh Al-Albani dlm Dha’if Al-Jami’ Ash-Shagir no. 3560.
  • Disebutkan dlm bab Fadhilah Adz-Dzikr hal. 432 ia berkata: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah z
    bahwa Rasulullah pernah bersabda: “Berpikir sesaat lbh baik daripada beribadah enam puluh tahun.
    Penjelasan Hadits :
    Hadits ini adalah palsu sebagaimana telah diterangkan Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah 1/173. Adapun riwayat yang shahih adalah dengan lafadz:
    لَقِيَامُ رَجُلٍ فِي سَبِيْلِ اللهِ سَاعَةً أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةٍ سِتِّيْنَ سَنَةً
    Berdiri seseorang di jalan Allah sesaat lbh afdhal dari beribadah selama enam puluh tahun.” Hadits ini dishahihkan Al-Albani dlm Ash-Shahihah 4/1901.
  • Demikian pula yang disebutkan dalam bab Fadhilah Al-Qur`an hal. 644 bahwa “barangsiapa mengkhatamkan Al-Qur`an di siang hari maka malaikat akan mendoakan hingga malam hari dan barangsiapa yang menamatkan di awal malam maka para malaikat mendoakannya hingga pagi hari.” Padahal hadits inipun lemah sebagaimana telah diterangkan Al-’Allamah Al-Albani dlm Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah 10/4591.
Dan periwayatan-periwayatan hadits semacam ini sangat banyak kita dapatkan dalam kitab ini yang telah menyelisihi metode Para Ahli Hadits. Nah, sahabat ku... Apakah setelah jelas hujjah Para Sahabat, Para Muhadditsin, ahli-ahli hadits, para Ulama yang benar-benar ulama..bukan Ulama Jadi2an. Masihkah kita berpegang teguh pada keyakinan yang salah, keliru, bahkan telah menyimpang dari Ajaran Islam yang sebenarnya.??
Inilah sekelumit pembahasan tentang kitab "Kitab Fadhilah Amal" karya Syaikh Muhammad Zakariyya AI Kandahlawi, dengan harapan semoga hal ini menjadi bahan renungan bagi kita bersama. Mohon maaf atas segala kesalahan, terima kasih atas segala perhatian.
Akhir kata, wabillahi taufik wal hidayah..
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..

0 comments:

Post a Comment